Jan 8, 2009

Selamat Datang Banjir

Sungguh hari yang sangat melelahkan. Pagi berangkat ke kampus dengan udara segar dan kinyis-kinyis. Siang ada tugas keluar dengan udara panas, bikin gerah, keringat pun bercucuran dengan derasnya. Pulang tugas, gerimis datang. Sore hingga malam, hujan mengguyur dengan derasnya hingga banjir….banjir…. dan semua orang pun bingung. Tapi saya justru menikmatinya. Lha kenapa?

Surabaya. Memang dikenal dengan kota panas pada waktu musim kemarau. Tapi dikenal langganan banjir ketika musim hujan. Yah…apapun musimnya, Surabaya tetap dikenal lah…

Sebenarnya, saya kehilangan target untuk dimasukkan blog karena beberapa materi kurang cukup mewakili dan perlu data yang lebih banyak lagi. Akhirnya, saya pun membiarkan entah apa yang di dapat hari itu. Eh, ndilalah…ketika akan balik ke tempat kerja, hujan deras mengguyur Surabaya selama kurang lebih 3 jam. Yah…seratus persen dapat dipastikan banjir. Pasalnya, tidak seperti biasanya yang hanya gerimis dan reda kembali. Tapi sampai saya kembali ke tempat kerja, hujan masih menyelimuti semuanya. Sepemantauan saya, kemungkinan hujan kali ini menyeluruh di Surabaya (hujan adil yah…nggak pilih-pilih seperti biasanya).

Saya pun tak menyiakan kesempatan itu. Di sisi lain orang-orang bingung harus memindahkan peralatan rumah tangganya ke tempat yang aman, mereka sibuk membersihkan dan mengeringkan lantainya, sebagian lagi menunggui pemecah banjir (biasanya dari pot dan bangku) agar tak masuk ke rumahnya dan sebagian lagi nongkrong di warung kopi maupun berkeliaran mencari makanan dan minuman yang hangat. Saat itu saya sungguh menikmatinya, karena alasan lapar dan target untuk blog, saya pun mengabadikannya. Bermula dari ajakan teman untuk makan, karena saya pun lapar apalagi pada saat hujan. Akhirnya, kami berjalan ke warung langganan di sebelah utara kampus. Fuad, Hasyim dan Darji adalah teman saya yang ikut. Mereka jalan kaki sementara saya naik sepeda. Jemursari, menjadi bagian pada tulisan blog kali ini karena saat itu saya melewati daerah tersebut dengan genangan air sekitar 1 meter. Selama perjalanan saya pun ceprat-cepret di sana-sini. Dan inilah hasilnya…



Ada beberapa hal yang perlu kita cermati. Pertama: jangan buang sampah sembarangan karena dapat menimbulkan banjir dan menyusahkan (pendidikan moral 3: jangan buang sampah sembarangan, jika tidak ada tempat sampah, simpanlah sampah itu sampai kamu menemukan tempat sampah). Kedua: jangan keluar saat hujan, karena akan membuat kakimu gatal-gatal akibat efek samping air hujan yang bercampur dengan got dan virus-virus jalanan yang lain.

Namun, semua itu telah terbayar ketika kami sampai di warung WS (suatu saat akan saya turunkan tulisan khusus warung ini). Kemudian kamipun memesan makanan dan minuman. Menu saya lalapan ayam + teh anget. Sementara yang lain ada yang rawon, gule dan sop. Heemmm…uenak boz! Anget-anget getooo…semua makanan rata-rata 3rb 5rts + teh anget cuma 5rts jadi totalnya cuma ngeluarin 4rb doank. Murah bin kenyang kan…


"pendidikan moral 3: jangan buang sampah sembarangan, jika tidak ada tempat sampah, simpanlah sampah itu sampai kamu menemukan tempat sampah"


Terima kasih hujan, engkau telah memenuhi target blogku. Terima kasih hujan, dengan gerimismu aku kedinginan. Terima kasih hujan, aku sungguh menikmatinya.[]

2 comments:

Anonymous said...

Ya....bukan Surabaya namanya kalau musim hujan tidak banjir. Saya juga pernah posting artikel serupa di blog saya. Ditunggu kunjungannya...

Salam kenal...

vincent PERRAUD said...

very good !!!
See photrom.fr
Leave your comment