Jan 7, 2009

Kost Gott

Mungkin kamu baru mengenal nama itu sekarang. Namun bila kamu sekampus dengan saya mungkin sudah tahu. Kost Gott merupakan salah satu kos yang memberikan kemudahan akses mahasiswa yang kuliah di Perguruan Tinggi Agama Islam di Surabaya Selatan. Letaknya sangat strategis, tepat di belakang fakultas Dakwah. Kos yang mempunyai 1 tingkat ini memiliki 6 kamar. Masing-masing 3 kamar di lantai 1 dan lantai 2. Banyak kelebihan dimilikinya, antara lain dekat dengan warung, dekat dengan kampus, fasilitas air dan telepon, listrik pun punya alternative yaitu bayar sendiri atau gabung sama uang sewa bulanan, selain itu bebas bawa peralatan eletronik. Dan yang paling populer adalah langganan banjir tiap kali hujan deras, yah…maklum namanya juga Kost Gott, letaknya dekat got (selokan air maksudnya..) so pasti air masuk dan menggenangi area lantai 1. Alternatifnya adalah para dedengkot kos harus mengungsi…(huhuhu…).

Eits…itu masih preambule, sebenarnya ada satu ketertarikan utama untuk memasukkan Kost Gott dalam target blog saya. Selain Kost Gott saya gunakan sebagai tempat transit selama kuliah. Kost Gott ternyata memiliki jiwa seni. Pasalnya, jika kamu mampir ke sana dan melintas tepat depan Kost Gott maka kamu akan menemukan media seni tersebut. Apa itu? Yap! Tembok Graffiti. Menurut istilah grafiti sendiri diartikan sebagai susunan kata dan gambar yang biasa digoreskan atau disemprotkan pada media-media yang bukan milik artis (si pembuat) graffiti tersebut. Jadi mereka menggunakan media publik sebagai tool (alat) menyalurkan ekspresi mereka. Biasanya mereka tak pandang bulu dimana harus menyemprot dan mencorat-coret untuk dijadikan media seninya.





"grafiti merupakan susunan kata dan gambar yang biasa digoreskan atau disemprotkan pada media-media yang bukan milik artis (si pembuat) graffiti tersebut"



Seni sih seni tapi jangan sampai mengganggu kepentingan publik. Setuju nggak? (bungkus…). Inilah alasan mengapa sampai saat ini grafiti dianggap sebagai vandalisme. Kreatifitas seni memang tak memandang di mana harus berkarya dan dengan siapa, selama hasrat untuk menuangkan kreatifitas itu muncul maka apapun akan berguna sebagai media seni. Namun, jika sudah tidak mengetahui dan memahami kepentingan publik, itu namanya keblinger…(ketemenen, Rek! Pendidikan moral 2: jangan berbuat sak karepe dewe ). Pasalnya, masih banyak media lain yang dapat kita gunakan. Kalaupun menggunakan area publik, mbok yao ada ijin getoo….







Kembali ke Kost Gott. Seperti keterangan grafiti di atas, di Kost Gott saya rasa tempat yang pas untuk digunakan sebagai media seni grafiti. Karena tembok yang membatasi Kost Gott dan kampus terlihat kosong dan tidak ada kepentingan publik di sana. Hal ini cukup membantu bagi dedengkot Kost Gott itu sendiri, mungkin lagi stres mereka corat-coret tembok di depan kosnya. Atau Mungkin yang lagi gatal tangannya karena sudah lama tidak berekspresi, mereka tuangkan pada media yang kosong di sekitar mereka. Walhasil…karya mereka cukup kreatif dan patut diacungi jempol. Hemm…selamat yah, kali ini Kost Gott jadi tambah dikenal berkat masuk blog saya (hehehe…)


"pendidikan moral 2: jangan berbuat sak karepe dewe"



Akhirnya, tulisan ini merupakan dedikasi saya kepada temen-temen Kost Gott yang selama ini telah mengijinkan dan memberikan saya tempat untuk transit. Terima kasih kawan!. Selain itu, bagi pecinta seni grafiti, tulisan ini merupakan gambaran kecil tentang seni yang lebih baik. []

1 comment:

Weldo Pramoko said...

hmmm...kayak nya saya tau tuh letak kost gott itu dimana . . .