Aug 9, 2010

Permadani Hijau di Gucialit


Di hari kedua bersama Mekedel, saya masih bingung mau diajak ke mana lagi. Banyak spot wisata yang bisa dikunjungi namun malah bingung mana yang didahulukan. Karena sebelumnya sudah ke Lumajang bagian timur dan barat wilayah selatan, sekarang kayaknya ingin ke bagian barat wilayah utara. Ya, tak lain memang ada spot wisata yang akan menyenangkan nantinya. Agrowisata Kebun Teh Gucialit.

Setelah berkemas, kami berangkat sekitar pukul 13.00 wib, sungguh waktu yang kurang tepat untuk jalan-jalan. Selain panas, jaraknya juga lumayan jauh sehingga memakan waktu. Meski begitu, kami nekad saja berangkat. Berbekal tas, botol air minum yang sudah terisi dan tentunya kamera digital. Sekitar 1 jam kami tiba di Agrowisata Kebun Teh Gucialit. Hawanya pun berganti, kali ini cukup sejuk dan segar. Tidak seperti selama perjalanan yang cukup menyengat.

Lokasi yang kami tuju tepatnya berada di wilayah barat kabupaten Lumajang yang berupa dataran tinggi seperti pegunungan. Di sini, kita banyak disuguhi pemandangan alam, mulai dari hijaunya sawah, deretan kebun kopi, pohon manggis, cengkeh dan yang paling menarik adalah kebun teh. Agrowisata Kebuh Teh Gucialit merupakan wilayah perkebunan teh milik PTPN XII Kebun Kertowono. Bahkan di sana juga ada pabrik pengolahannya yang tak jauh dari kebun teh.


Ketika awal masuk kawasan agro, kita akan menemukan bangunan tua khas Belanda. Mulai dari kantor PTPN XII, homestay, rumah dinas dan penginapan. Arsitektur yang bergaya Belanda kuno sangat kental, terlebih pada homestay yang biasanya digunakan bagi para tamu dan pejabat yang berkunjung ke sana. Sangat unik dan asyik jika berada di dalamnya. Kesan perkebunan yang dipadu dengan suasana yang khas pegunungan sangat menenangkan. Kicauan burung-burung dan kupu-kupu yang beterbangan di taman depan homestay sangat menawan. Bagi siapa saja pasti bakal betah berada di sini.

Setelah cukup berkeliling di homestay dan penginapan, kami menuju ke kebun teh dan air terjun. Jaraknya tak terlalu jauh dari pintu gerbang, namun yang menjadi kendala adalah medannya yang kurang bersahabat lantaran masih makadam. Meski begitu, kami dapat menikmati jalan-jalan ini karena terobati dengan panorama hamparan kebun teh nan hijau. Pucuk-pucuk daun seakan-akan menyentuh langit ketika kami melewati di sisi lembahnya. Tak hanya itu, kami juga dapat menikmati air terjun yang berada di area kebun teh. Namanya Coban Bedhug, dari namanya saja kita pasti tahu bahwa air terjun ini bermakna “Dhuhur” yang dalam bahasa Jawa bermakna “Siang”. Air terjun ini memang terlihat rendah dari kebanyakan air terjun yang ada namun panorama sekitarnya cukup membuat kesejukan. Dengan taman yang sengaja dibangun, air terjun ini tampak lebih hidup.

Jika naik ke atas lagi maka kita dapat menikmati kota Lumajang dari puncak perbukitan yang tentunya ditemani hamparan kebun teh. Di sini akan terasa berada di atas kota Lumajang, karena hampir kawasan yang ada di bawah kebun teh tampak jelas terlihat. Sungguh liburan yang sangat menyenangkan. Dan siang itu juga kami harus menyudahi jalan-jalan di kebun teh untuk melanjutkan ke target berikutnya. []

No comments: