Aug 30, 2009

Rawon Polda, Hmmm...Krewelannya Khas!


Jika Anda ke Surabaya, pasti akan melewati jalan Ahmad Yani, jalan protokol/ utama menuju ke kota. Dan pastinya Anda juga kenal dengan berbagai kuliner yang ada di Surabaya, seperti Tahu Tek Dinoyo atau Rawon Setan Embong Malang. Lalu, apakah Anda pernah mendengar Rawon Polda? Kalau belum tahu, silakan simak hasil jalan-jalan saya bersama sahabat saya, Afan.



Rawon Polda, mungkin ini adalah hal baru bagi wisata kuliner di Surabaya. Yah...rawon ini sangat berbeda dengan rawon yang lain apalagi rawon setan. Dengan porsi yang cukup besar dan penyajian yang cukup untuk membuat kita "ngiler". Maka tak salah kalau rawon Polda saya sebut sebagai kuliner terbaik saya selama ini. Rawon yang mempunyai porsi cukup besar ini saya kenal ketika sahabat saya, Afan, mengajak untuk makan di sana. Katanya enak dan penjualnya kebetulan juga berasal dari daerah yang sama dengan saya, Lumajang. Kekhasan rawon Polda terletak pada daging ayam irisan yang digoreng atau biasa disebut krewelan. Bukan hanya digoreng tapi juga dicampuri dengan telur. Jadi semacam peyek udang tanpa terigu sehingga kenikmatan rawonnya semakin terasa.



Bu Sarinah (32) adalah pemilik warung Rawon Polda tersebut. Warungnya sederhana, hanya berada di pinggir jalan dan sangat strategis. Buka mulai pukul 18.00 hingga 04.00 wib. Pengunjungnya terbilang sangat ramai, mulai dari tukang becak hingga sopir angkot/ truk yang biasa melintas di jalan A. Yani. Selain rawon Polda yang sangat saya sukai, di warung ini juga menyediakan Kare Ayam dan Pecel. Harganya pun cukup murah, berkisar antara Rp.4.000 – Rp. 6.000, tergantung lauknya. Kalau rawon Polda + krewelan + teh hangat hanya Rp. 6.000. Dan itupun Anda sudah kenyang dan mungkin tak mampu untuk berdiri. Hehehe...soalnya saya mengalaminya sendiri. Untuk minuman khasnya memang belum saya temukan, masih tetap mengandalkan minuman "instan" seperti warung kebanyakan. Tapi kalau saya sendiri lebih memilih teh hangat murni dan itupun sangat nikmat dengan baunya yang khas.



Bu Sarinah dalam melayani para pelanggannya ditemani oleh sang suami. Biasanya melayani untuk membuatkan minum. Rumah bu Sarinah sendiri tepat di depan warungnya yakni seberang jalan, Jemursari Ngawinan. Kalau Anda ingin mencoba merasakan nikmatnya rawon Polda, maka jika melintas di jalan A. Yani sudilah mampir di warung ini. Rasakan gurihnya krewelan dan nendangnya porsi rawon! []

Aug 29, 2009

Surabaya di Waktu Sahur


Sahur...sahur...ups! masih banyak yang tidur. Hehehehe....maklum masih puasa pertama. Apalagi bagi sahabat saya yang berasal dari Bandung. Karena keinginannya untuk sahur bareng dengan saya, sekalian saja saya ajak muter-muter Surabaya. Yah...kalau Ramadhan dulu saya sahurnya jam sebelasan atau mencari warung dekat kantor yang itu-itu saja, maka kali ini saya lebih leluasa untuk mencari menu yang berbeda. Namun, sungguh mengenaskan...sahur pertama tak ada tujuan dan warung yang buka sehingga harus keliling Surabaya kota. Tak ketinggalan, si pocket selalu saya bawa. Dan dari kebosanan dan kebingunan untuk sahur, saya pun berinisiatif untuk jepret sana-sini. Dan hal tersebut saya lakukan selama seminggu selama Ramadhan dan ketika sahur.

Berikut hasil jepretan saya dan saya mengatakan bahwa belum ada yang kepikiran untuk mengabadikan kota Surabaya di waktu sahur sehingga inilah yang membuat saya bangga. Hehehehe...


Pintu Air Kali Jagir, Wonokromo


Jembatan Kalimas, Delta


Rumah Dinas Gubernur, Gedung Grahadi (landscape)


Balai Kota, Kantor Pemkot Surabaya


Rumah Dinas Gubernur, Gedung Grahadi
(potrait)


Ikon Surabaya, Patung Suro dan Boyo, KBS


Jepretan tersebut masih yang awal, semoga saya bisa keliling Surabaya lagi dengan lokasi yang berbeda dan tentunya menghasilkan foto yang berbeda pula. Target selanjutnya...tunggu saja yah...[]

Aug 27, 2009

Selokambang: Sumber Air Alam Pedesaan



Tak banyak tahu memang bagi Anda yang belum pernah berkunjung ke kota Lumajang (kota Pisang). Kota yang berada di bagian timur Jawa Timur yang bersebalahan dengan Jember. Sebenarnya banyak objek wisata yang sangat menarik dan tentunya harus dikunjungi. Yang paling sering orang sebut adalah objek wisata Pemandian Alam Selokambang. Selokambang sendiri artinya adalah batu terapung karena menurut sejarah, pada masa kerajaan Majapahit ada seseorang yang menyelamatkan diri dari peperangan dan menyembuyikan sesuatu di balik batu besar di tepi danau. Dengan bantuan petapa sakti, batu tersebut digeser dan masuk ke danau. Anehnya, batu itu tidak tenggelam melainkan terapung sehingga dinamai batu apung (selokambang).


Rumah saya tak jauh dari Selokambang, hanya berjarak sekitar satu kilometeran. Biasanya kalau pulang saya selalu menyempatkan diri untuk berenang di sana. Selain untuk melepas kangen, saya memang sangat ingin "nyemplung" di air yang dingin ini. Maklum, air pemandian ini adalah air sumber yang muncul di bawah tiga pohon beringin yang ada di sisi barat. Segerrr banget...! Air sumber ini mengalir sampai ke ujung kota Lumajang, tak heran kalau kebanyakan aliran-aliran sungai kecil mulai dari Selokambang hingga ke kota terlihat jernih karena memang berasal dari sumber ini.



Lokasi selokambang terletak di desa Petahunan-Purwosono, kec. Sumbersuko. Hanya sekitar 7 km dari arah kota. Tempatnya sangat teduh dan hawanya dingin. Untuk masuk, Anda hanya cukup membayar Rp.3000. Cukup murah! Di sana Anda bisa menikmati pemandangan alam sekaligus area utama yaitu pemandian. Di sisi atas ada lapangan tenis, sementara di samping pintu masuk adalah kolam khusus anak-anak. Di sebelah selatan, Anda bisa menikmati perahu dayung yang memang disediakan untuk pengunjung. Di area dayung, Anda dapat melihat koloni ikan; ada ikan mujair, nila, tawes, wader, sepat, tombro dan gurami. Kalau masih kurang puas, Anda bisa bermain air di sebelah dam yang ada di antara kolam anak dan area dayung. Airnya sangat jernih dan segar!





Kalau Anda sudah puas untuk jalan-jalan melihat pemandangan, Anda bisa langsung berenang di area utama. Di sana ada papan seluncur kalau Anda memang beminat. Sebelum Anda menceburkan diri ke kolam, saya anjurkan untuk menyentuh air dan melakukan pemanasan. Karena jika Anda langsung menceburkan diri, maka badan Anda akan terasa dingin dan takkan mampu menikmati renang karena Anda akan merasa cepat kedinginan. Namun, tak perlu khawatir kalau Anda merasa kedinginan, di sebelah kolam ada beberapa warung yang menyediakan makanan hangat seperti kue goreng; ote-ote dan tahu petis selain itu ada juga kopi atau susu panas. Dan itupun bisa Anda nikmati di pinggir kolam langsung, jadi meski setengah badan berada di air namun Anda bisa menikmati kehangatan nikmatnya menu tadi.



Sekedar info, jangan biasakan Anda keramas di kolam karena di dalamnya ada beberapa ikan yang memang dipelihara. Kalau ingin keramas, silakan di kamar bilas atau kamar ganti. Dan jangan biasakan membuang sampah sembarangan karena di sini sangat asri dan bersih.


Biasanya waktu yang cukup ramai pengunjung adalah ketika hari raya Idul Fitri dan saya anjurkan Anda tidak masuk kolam karena kolam sudah keruh lantaran banyaknya pengunjung yang tumpah ruah masuk kolam. Selain hari raya juga hari libur seperti tahun baru atau hari-hari besar yang lain. Oia, kalau Anda tidak bisa berenang, di sana sudah ada penyewaan ban atau kalau Anda punya uang lebih bisa beli langsung kepada penjual yang ada di kios penjualan. Kalau Anda berminat berlibur ke sini, jangan sungkan-sungkan untuk kontak saya, pasti akan saya temani []

Aug 14, 2009

Warung Bonek: Warungnya Persebaya Mania


Sudah lama saya ingin memposting kuliner ini, namun masih belum sempat. Tapi, karena salah satu sahabat saya, Affan, mengajak untuk mencari gorengan (kue), maka saya mengiyakan ajakannya dan akhirnya masuk juga di posting blog saya. Beberapa hari sebelumnya warung yang akan saya tuju kena obrak (razia) oleh Satpol PP Surabaya yang otomatis harus gulung tikar sementara. Sehingga, yang biasanya saya cuma berjalan sekitar 5 menit dari tempat saya bekerja, kali ini harus berjalan sekitar 10 menitan lantaran lokasinya pindah.



Warung Bonek, itulah namanya. Warung milik cak Ridho "sempel", sebutan akrab oleh arek-arek Bonek (suporter fanatik Persebaya), awalnya berlokasi di pojok jalan BKR. Pelajar (pas pojokan SMAN 9 Surabaya). Biasanya buka jam 17.00 wib hingga 02.00 wib. Namun, sejak awal Agustus harus pindah lokasi yang sekarang di depan depot Primarasa di Jalan Kusuma Bangsa (tepat di depan TK Citra Bunda). Warung yang cukup sederhana seperti warung lesehan yang lain dengan alas bekas spanduk dari kain vinyl. Yah, kebanyakan warung lesehan yang saya temui di Surabaya memang memanfaatkan bekas kain vinyl untuk alasnya, kalaupun lebih bagus mungkin terpal.

Warung bonek menjual makanan-makanan yang cukup mengeyangkan perut. Nasi sambel penyet telur menjadi menu andalannya, selain itu juga ada lauk ikan mujairnya. Selain nasi, warung ini juga menyediakan menu mi instan kuah. Tak perlu merogoh kocek banyak, nasi sambel hanya Rp. 4000, mi kuah hanya Rp. 2000. Kita pun juga dapat memesan minuman yang siap saji, sebut saja masih "berlabel instan" seperti Marimas, Nutrisari, Pop ice dan kopi susu. Namun, ada juga lho yang murni yaitu kopi bubuk asli. Kebanyakan sih yang memesan kopi tersebut adalah orang-orang yang ingin begadang. Di warung ini, Anda juga bisa menikmati gorengan (kue) seperti tujuan kami, sebut saja ote-ote (heci atau hongkong), molen, tahu isi, dadar jagung, lumpia dan jajanan pasar lainnya. Hanya Rp. 500! Murah kan...



Di warung ini, kita juga dapat bersantai sampai berjam-jam dengan suguhan permainan gaplek (remi) atau catur. Yah, dua permainan tersebut memang sengaja disediakan untuk memanjakan pelanggan. Maka tak jarang bagi bonek mania, warung ini digunakan sebagai ajang kumpul dan koordinasi antar suporter. Di sini Anda akan melihat mereka cangkrukan (nongkrong) hingga waktu yang lama, tak jarang jika kita memesan makanan dan minuman hingga kita akan pulang, para bonek mania masih nongkrong di sana. Dan asal tahu saja, warung ini juga menjadi ajang kumpul anak-anak SMA komplek Surabaya setelah seharian mengikuti ekskul di sekolahnya.

Setelah kenyang menyantap makanan kesukaan saya, kamipun balik ke tempat kerja. Oia, selain cak Ridho, Anda juga akan dilayani oleh istri dan anaknya, bu Muniasih dan Rizky. Khusus Rizky, saya salut dengannya. Tanpa paksaan dan beban, ia dengan ringan dan penuh senyum membantu kedua orang tuanya. Anaknya juga ramah dan tak sungkan untuk bergaul dengan pelanggan, termasuk saya. Sebagai keakraban saya dengannya, saya menyebutnya Adit (pemeran adiknya Astri di film Merantau...hahahaha...korban "Merantau").



Kalau Anda mengaku bonek mania, harus mampir ke sini nih...tapi bagi yang lain juga boleh. Silakan mampir...[]

Aug 12, 2009

Merantau: Jagoan Lokal Indonesia


Hwah...akhirnya saya bisa nonton film di bioskop lagi. Terakhir kali nonton yaitu film Laskar Pelangi. Namun, kali ini saya sengaja ingin menonton-lebih tepatnya sudah kebelet mulai dari awal isu- film MERANTAU. Yah, film laga yang sangat saya sukai.

Tanggal 10 Agustus 2009, saya sengaja membeli tiket nonton film ini di Cinema 21 TP (Tunjungan Plasa) bersama dengan dua sahabat saya. Tapi sungguh apes, saya dan dua sahabat saya telat beberapa menit karena ditinggal makan dulu. Hahahaha...apes! Namun, tak cukup jauh ternyata ketertinggalan kami.

Selama kurang lebih 2 jam saya terkesima dengan film laga ini. Sesuai prediksi saya, Merantau akan beda dengn Ong Bak (Thailand) yang selama ini banyak dibicarakan orang. Ong Bak berkisah seperti kisah kolosal bak Ramayana dan Mahabarata. Namun, Merantau lebih dari itu, dengan keunggulan mengangkat budaya lokal (local indigenous) masyarakat Indonesia, lebih tepatnya adat Minangkabau (Sumatera), film ini mampu menyulap adegan demi adegan dengan scene yang sangat menakjubkan. Tidak biasa sutradara lokal atau director film mampu menghasilkan angle film yang bagus. Bagi saya, Merantau sangat berbeda dan saya salut atas penggarapannya. Dari semua itu, memang sih ada kekurangannya (saya tidak akan menyebutkannya...silakan nonton sendiri yak...). Hanya satu keinginan saya yang belum terkabul di film ini: Slow Motion! Yah, adegan dengan gerakan lambat jika dipakai di film ini akan lebih dramatis! Mungkin akan saya tunggu di laga Merantau 2 yang diperankan Yuda (Iko Uwais) sebagai Adit. Hehehehe...

Well, selamat atas film Merantau, saya salut dan bangga memiliki genre baru dalam perfilman Indonesia! []

Aug 4, 2009

Kreatif dengan Pisang


Tempo hari saya chatting dengan seorang sahabat yang sedang ingin memulai suatu bisnis. Saya tanya tentang bergerak dalam bidang apa? Dia menjawab di bidang agrowisata dan dia menambah lagi di bidang agribisnis. Awalnya, saya tidak paham namun saya ingat bahwa dia berada di daerah pegunungan yakni sekitar lereng gunung Semeru dengan hawa yang sejuk dan pemandangan yang indah. Di sisi lain, ternyata hasil pertanian di sana juga melimpah. Saya pun menjadi paham dengan dua bidang tersebut.

Chatting pun berlanjut, setelah dia panjang lebar bercerita tentang rencana bisnisnya, saya tertegun dengan kegigihannya. Dan sekarang rencana tersebut sudah berjalan, namun dia mendapatkan suatu kesulitan. Pemasaran dan kemasannya bagaimana? Saya pikir kok aneh, bisnis sudah berjalan tapi kok masih bingung masalah pemasaran dan kemasan produk yang akan dijual. Lalu, diapun meminta pendapat saya. Dengan kepala segar saya mencoba memberikan pendapat saya. Begini, kalau dia berbisnis kopi robusta dan jahe, maka saya mencoba menggantinya dengan pisang. Yang kebetulan memang daerah lereng Semeru dikenal juga penghasil pisang. Di sini saya tidak akan panjang lebar membahas tentang pemasaran karena saya anggap sahabat saya tersebut paham betul tentang pemasaran, hanya saja belum maksimal. Saya hanya mencoba sharring tentang kemasan suatu produk. Sebagai contoh pisang (yang saya sebutkan tadi). Pisang merupakan buah yang banyak dijumpai di kabupaten Lumajang sehingga kota ini dikenal dengan Kota Pisang. Kita dapat menjumpai beragam nama pisang, ada pisang Agung (pisang khas Lumajang), pisang Ambon, pisang Raja, pisang Gajih, pisang Barlin dan sebagainya. Nah, dari beberapa pisang yang ada, manakah yang Anda sukai? Tentunya pisang yang enak dan manis bukan... Dari sinilah saya mencoba untuk sharring tentang bagaimana mengemas buah pisang agar tampak "enak" dan "manis".




Pilihan saya jatuh pada pisang Barlin. Menurut saya, pisang Barlin sangat unik. Kecil, mungil, kulitnya mulus dan terasa manis. Dari sini, saya mencoba mengemasnya agar pisang tersebut nilai jualnya lebih tinggi dari harga pasaran. Caranya? Karena saya orang desain, bukan orang pertanian maka saya mencoba untuk mengemas pisang Barlin dengan cara yang unik. Bidikan saya untuk menjual pisang Barlin kemasan adalah anak-anak. Menurut saya, anak-anak harus menyukai buah-buahan, tak terkecuali buah pisang. Jika apel saja bisa dikemas dengan bagus, mengapa pisang tidak bisa? Tentunya bisa dong... Berikut penyajian saya tentang kemasan pisang Barlin:



Kemasan mencirikhaskan anak-anak. Ada dua tokoh dalam kemasan tersebut, sebut saja Baba dan Lily. Keduanya saya pasangkan dengan kemasan berbentuk sepasang pengantin. Nah, tahukah Anda? Kemasan ini memang sengaja saya tonjolkan sisi tokoh karakternya, karena nantinya kemasan ini dapat digunakan sebagai permainan. Permaian yang tak lain adalah dunia anak-anak.




Dalam kemasan, ada empat buah pisang Barlin kecil yang cukup untuk dimasukkan ke dalamnya. Peletakannya dibalik, bagian ujung getah ada di bawah dan bagian buntut ada di atas. Mengapa? karena menurut saya, akan lebih rapi dan manis jika dipandang dengan sisi yang sama dan untuk menggindari getah. Kemasan ini tidak diletakkan di sembarang tempat, namun harus berada di tempat yang sejuk atau dingin. Hal tersebut untuk menghindari pisang cepat busuk. Kemasan pisang Barlin, saya rencakanan dijual berpasangan sehingga berada pada satu plastik kemasan.



Kelebihan lain dari kemasan pisang Barlin untuk anak-anak adalah jika kemasan dilihat dalam keadaan tertutup, maka akan tampak tokoh karakter yang senyum dengan mata yang terbuka lebar, namun jika kemasan dibuka maka akan muncul tokoh karakter yang senyum dengan mata terpejam. Lucu dan unik! Cocok untuk anak-anak yang suka dengan karakter kartun. Saya mencoba memberi nama Baba dan Lily agar masing-masing gender bisa memilih gendernya masing-masing. Ini juga mendidik bagi anak-anak bahwa dunia laki-laki harus berkarakter laki-laki, begitu juga sebaliknya.

"Mungkin ini dulu", kata saya kepada sahabat chatting yang mulai tadi memperhatikan ketikan di chat room. Saya berharap, semoga apa yang saya ilustrasikan mampu diserap oleh sahabat saya tadi. Begitupun dengan Anda (pembaca), mungkin ide ini mampu diaplikasikan dan dikembangkan pada usaha yang nyata. Salam sukses! []

catatan: artikel ini diikutsertakan dalam AGRIBUSINESS BLOG COMPETITION 2009 HIMASETA Universitas Jember
thx.to: semua sahabat anaksemeru, terima kasih atas dukungannya dan tak lupa kepada panitia atas kepercayaannya (matur suwun...)

Aug 2, 2009

Foto Bulan Ini v.08


Ini adalah dua foto yang saya pilih untuk bulan Agustus. Berbeda memang dari biasanya karena kali ini saya mencoba mengeksplor objek manusia. Mungkin tidak ada yang istimewa dari kedua foto tersebut, namun bagi saya...foto tersebut sangatlah apik. Dengan memakai warna black and white, foto tersebut mengungkapkan sisi ancient-nya. Sosok perempuan saya ambil karena kebetulan mereka yang mau bernarsis ria, alasannya untuk dipajang di Facebook (halah!).

Selain itu, kedua foto tersebut menampakkan "senyum sungging". Yah...salah satu hal dalam beretika senyum. Senyum yang tampak ceria dan cerah. Akhirnyapun, saya ucapkan terima kasih bagi teman saya yang sudah mau untuk dijadikan model dadakan.[]

Aug 1, 2009

Desain Cover: Kepak-kepak Sayap Cinta


Banyak hal lain yang belum saya pahami. Saya pernah mengatakan bahwa ketika seseorang dalam tekanan maka ia akan berusaha untuk keluar dengan berbagai ide yang dimilikinya. Namun, ketika ia mencoba untuk memeras ide malah ia semakin sulit menemukan jalan keluarnya. Ada apa ini? Saya pribadi memahaminya sebagai "waktu yang kurang tepat". Alasannya, saya sendiri mengalaminya. Buktinya, ketika saya mencoba "ngalor-ngidul" mencari inspirasi untuk sebuah desain, saya belum bisa menemukan yang sreg dengan hati dan masih "mentah". Lalu, apa yang salah? Ketika saya pikir ulang, ternyata mood saya yang tidak berperan. Mood memang sangat berpengaruh, kalau semangat dan hati mengiyakan, maka dalam keadaan apapun bisa. Namun, bila sebaliknya, secara sadar sebuah desain akan dihasilkan mentah.



Berikut pengalaman saya iseng-iseng mencoba untuk me-redesign cover. Ada beberapa alasan saya untuk "jahil" mengubahnya:
a. Gaya/ tipe desain cover terasa kaku
b. Tidak memperhatikan jenis font utama
c. Ilustrasi yang kurang mendukung balutan cover
d. Pemilihan jenis font sinopsis/ endorsemen kurang begitu menarik
e. Background cover belakang yang sangat mencolok dan ngeblok
f. Tidak ada asesoris/ hiasan tambahan untuk cover utama
g. Nama pengarang tidak seharusnya diletakkan di bawah


Nah, dari beberapa alasan saya tadi, saya mencoba untuk mengutak-atik ulang desain cover tersebut. Dan hasilnya, alhamdulillah tidak terlalu mengecewakan dan saya sendiri heran...kok bisa mendesain seperti ini? Dan sungguh heran lagi kalau gaya desain saya berbeda dari biasanya. Yah...mungkin ini semacam eksplorasi. Sekali lagi, kalau kita mood untuk melakukan apa saja, maka akan menghasilkan yang terbaik. Namun, bukan berarti saya orangnya tergantung mood.

Berikut hasil desain versi anaksemeru:



Bagi Anda (pembaca), silakan menilai sendiri atau membandingkan kedua desain. Sebagai catatan untuk me-redesign, saya punya kamus tersendiri bahwa "tidak boleh mengubah jauh komponen dari desain awal, kecuali kalau hal itu suatu permintaan". Saya hanya berharap untuk mampu belajar dari hal-hal kecil yang selama ini mungkin kita remehkan. Oia, catatan terakhir, saya harus gigit jari lantaran desain tersebut tanpa ada persetujuan saya langsung untuk digunakan. Awalnya saya mencoba untuk menawarkan kepada yang bersangkutan (mohon maaf...), tapi yang dikonfirmasi bukan saya langsung, padahal saya mencoba untuk membuka kesempatan bahwa desain saya mampu untuk dihargai. Tapi, apalah arti...mungkin saat ini saya hanya bisa berharap semoga yang melihat karya saya tersebut bisa mengapresiasi dan setelah itu menghubungi saya untuk menjadi mitra desain. Hehehehe...[]